Rabu, 28 Oktober 2009

Asteroid Jatuh????


Pakar astronomi mengungkapkan bahwa ledakan besar yang terjadi di perairan Teluk Bone pada 8 Oktober 2009 lalu adalah akibat jatuhnya meteorit yang berasal dari asteroid berdiameter sekitar 10 meter ke bumi.

"Ledakan terjadi karena tekanan atmosfer menyebabkan pelepasan energi yang cukup besar, di mana kecepatan jatuh meteorit tersebut sekitar 20,3 km per detik atau 73.080 km per jam," kata pakar astronomi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Dr Thomas Djamaluddin di Jakarta, Selasa (27/10).

Sistem pemantau internasional untuk larangan percobaan nuklir dari 11 stasiun, ujarnya, melaporkan telah mendeteksi adanya ledakan besar yang berpusat di sekitar lintang 4,5 LS dan bujur 120 BT, sekitar pukul 11.00 Wita pada 8 Oktober. Analisis ledakan menunjukkan bahwa kekuatan ledakan sekitar 50 kiloton TNT (trinitrotoluena) dan sinyal ledakan tersebut juga mencapai stratosfer yang tingginya lebih dari 20 km.

Kebanyakan asteroid yang jatuh tidak menyebabkan kerusakan di bumi, kecuali diameternya mencapai lebih dari 25 meter. Dikatakan Djamal, berdasarkan perkiraan sebaran meteoroid-asteroid di antariksa dekat bumi, obyek seperti itu punya kemungkinan jatuh di bumi setiap 2 sampai 12 tahun.

Pada Kamis (8/10), warga Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, dikejutkan dengan adanya suara ledakan di mana sejumlah saksi mata sempat melihat benda memancarkan api dan asap di udara.

Namun, informasi yang beredar simpang siur, kebanyakan mengira ledakan itu merupakan ledakan pesawat jet tempur Sukhoi yang sedang melakukan latihan dari markasnya di Skuadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hassanuddin, Makassar.

Sedangkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) IV Makassar sempat mengaku telah terjadi gempa kecil sebesar 1,9 skala Richter (SR) di permukaan di perbatasan Kabupaten Bone dan Wajo, di mana di wilayah tersebut terdapat Patahan Sa`dang.

Warga lainnya menyebutkan, ledakan yang sempat menimbulkan getaran di darat tersebut disebabkan aksi bom ikan yang dilakukan nelayan setempat, tetapi ada pula warga yang telah menduga bahwa benda tersebut adalah meteorit.

Sabtu, 24 Oktober 2009

Hati-hati 75 Persen Es Kutub Selatan Sudah Hilang


Beberapa ilmuwan Selandia Baru telah memperingatkan bahwa Kutub Selatan mencair lebih cepat daripada perkiraan.

Profesor Peter Barrett dari Antarctic Research Center, Victoria University mengatakan, jumlah es yang hilang mencapai 75 persen sejak 1996, dan bertambah dengan cepat.

Hilangnya gletser di ujung Kutub Selatan mengakibatkan kenaikan permukaan air laut 0,4 Mm per tahun, tambahnya seperti dilaporkan kantor berita Xinhua.

"Hilangnya es global dari Greenland, Antartika dan gletser lain menunjukkan permukaan air laut akan naik antara 80 centimeter dan 2 meter sampai 2100," kata Barett.

Direktur pusat penelitian Profesor Tim Naish, yang memimpin satu tim peneliti yang membor jauh ke dalam batu di Kutub Selatan dan menemukan catatan kuno dari yang terakhir bahwa CO2 atmosfir mencapai tingkatnya sekarang.

Mereka mendapati, 3 juta sampai 5 juta tahun lalu, permukaan air laut cukup hangat untuk mencairkan banyak bagian es Kutub Selatan ketika CO2 atmosfir hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan kondisinya hari ini.

Naish mengatakan es di bagian barat Antartika akan mencair sebelum lapisan es yang lebih besar di bagian timur Kutub Selatan karena es itu berada di bawah permukaan air laut dan menghangat bersama dengan air samudra.

Namun, ia mengatakan penelitian tersebut mengangkat pertanyaan yang tak terjawab mengenai berapa banyak CO2 atmosfir perlu naik untuk mencapai temperatur sampai 2 derajat celsius atau lebih.

Kondisi CO2 di atmosfir sekarang berjumlah 387 bagian per juta, naik dari sebanyak 280 bagian per juta pada awal Revolusi Industri.

Kutub Bakal Tak Punya Es


Para peneliti meramalkan, Laut Artik (kutub) akan bebas es pada musim panas dalam satu dekade mendatang. Setelah musim semi berlalu, para peneliti kembali mengukur ketebalan es sepanjang 450 kilometer dengan rute menyeberangi Laut Beaufort. Mereka menemukan sebagian besar es sangat tipis.

Pemimpin ekspedisi dan pakar es lautan dari University of Cambridge, Peter Wadhams, mengatakan, pada musim semi tahun lalu rata-rata ketebalan es hanya 1,8 meter, menandakan usia lapisan itu sekitar satu tahun. Sementara itu, es yang sudah bertahun-tahun sekitar 3 meter.

Tipisnya lapisan tersebut menjadi indikasi penting kondisi memprihatinkan es di Laut Artik. ”Secara sederhana, es tipis itu akan sekejap hilang pada musim es mulai meleleh,” ujarnya. Angin dan arus laut dapat pula memecah es yang tipis itu. Es yang terpecah dan mengapung bebas akan mudah terdorong ke wilayah perairan yang lebih hangat dan mencair. Catlin Arctic Survey dan kelompok konservasi internasional WWF mendukung penemuan tersebut.

Situasi es di Artik tersebut sangat dipengaruhi iklim dan kondisi alam. Kondisi es di Laut Artik kerap pula dikaitkan dengan perubahan iklim dan pemanasan global.

TWILIGHT "new moon" is coming up!!!!




pssst.... sequel twilight yang kedua uda mau maen...... uda egk sabar pengen ngeliat si Edward Cullen.

The second installment of Stephenie Meyers phenomenally successful TWILIGHT series, the romance between mortafeefl and vampire soars to a new level as BELLA SWAN (Kristen Stewart) delves deeper into the mysteries of the supernatural world she yearns to become part of only to find herself in greater peril than ever before.

Following Bellas ill-fated 18th birthday party, EDWARD CULLEN (Robert Pattinson) and his family abandon the town of Forks, Washington, in an effort to protect her from the dangers inherent in their world. As the heartbroken Bella sleepwalks through her senior year of high school, numb and alone, she discovers Edwards image comes to her whenever she puts herself in jeopardy. Her desire to be with him at any cost leads her to take greater and greater risks.

With the help of her childhood friend JACOB BLACK (Taylor Lautner), Bella refurbishes an old motorbike to carry her on her adventures. Bellas frozen heart is gradually thawed by her budding relationship with Jacob, a member of the mysterious Quileute tribe, who has a supernatural secret of his own.

When a chance encounter brings Bella face to face with a former nemesis, only the intervention of a pack of supernaturally large wolves saves her from a grisly fate, and the encounter makes it frighteningly clear that Bella is still in grave danger. In a race against the clock, Bella learns the secret of the Quileutes and Edwards true motivation for leaving her. She also faces the prospect of a potentially deadly reunion with her beloved that is a far cry from the one she'd hoped for. With more of the passion, action and suspense that made TWILIGHT a worldwide phenomenon, THE TWILIGHT SAGA: NEW MOON is a spellbinding follow-up to the box office hit.

Italy 21 October 2009 (Rome Film Festival)
USA 16 November 2009 (Los Angeles, California) (premiere)
Belgium 18 November 2009
France 18 November 2009
Italy 18 November 2009
Spain 18 November 2009
Switzerland 18 November 2009 (French speaking region)
Argentina 19 November 2009
Australia 19 November 2009
Greece 19 November 2009
Hungary 19 November 2009
Netherlands 19 November 2009
New Zealand 19 November 2009
Russia 19 November 2009
Thailand 19 November 2009
Brazil 20 November 2009
Bulgaria 20 November 2009 (Sofia)
Canada 20 November 2009
Cyprus 20 November 2009
Denmark 20 November 2009
Finland 20 November 2009
Mexico 20 November 2009
Norway 20 November 2009
Sweden 20 November 2009
Turkey 20 November 2009
UK 20 November 2009
USA 20 November 2009
Czech Republic 26 November 2009
Germany 26 November 2009
Lebanon 26 November 2009
Portugal 26 November 2009
Slovakia 26 November 2009
Slovenia 26 November 2009
Switzerland 26 November 2009 (German speaking region)
United Arab Emirates 26 November 2009
Estonia 27 November 2009
Iceland 27 November 2009
Latvia 27 November 2009
Lithuania 27 November 2009
Romania 27 November 2009
Venezuela 27 November 2009
Japan 28 November 2009
Singapore 3 December 2009
South Korea 3 December 2009
Taiwan 4 December 2009
Hong Kong 18 December 2009 (Hong Kong International Film Festival)
Egypt 23 December 2009